Kamis, 22 Desember 2011

Smalapala

Jadilah gunung!
Yang tetap kokoh tegar di tengah badai
Jadilah lautan!
Yang tiada jenuh menerima siapapun yang ingin berlabuh
Jadilah lembah!
Yang slalu memberi rasa damai bagi mereka yang ingin sejenak melepas penat
Jadilah hutan!
Yang menyimpan bejuta misteri dibalik kegarangannya
Dan jadilah SMALAPALA!
Yang menjadikan semua alam selalu indah dan penuh makna...


---

Tuhanku,
Bentuklah warga SMALAPALA menjadi manusia yang cukup berani
Untuk menyadari kelemahannya
Dan berani menghadapi dirinya sendiri manakala dia takut.
Manusia yang tetap teguh dalam kekalahan,
Tetapi jujur, rendah hati, serta berbudi halus dalam kemenangan.
Bentuklah warga SMALAPALA menjadi manusia
Yang cita-citanya tak pernah padam
Dan sanggup mewujudkannya dalam tindakan
Warga SMALAPALA yang insyaf bahwa mengenal dirinya adalah landasan ilmu pengetahuan

Tuhanku,
Kami mohon supaya warga SMALAPALA tidak tumbuh di atas jalan yang mudah dan lunak,
Tapi tumbuh dan Kau pimpin dalam desakan dan tantangan,
Agar mereka dapat berdiri kokoh di tengah badai
Warga SMALAPALA yang sanggup memenangkan hari depan,
Dan tidak lupa belajar dari masa lampau.
Dan setelah semua menjadi miliknya,
Kami masih memohon supaya warga SMALAPALA diberi perasaan jenaka
Agar mereka dapat bersungguh-sungguh tanpa terlampau bersungguh-sungguh
Karuniailah mereka kerendahan hati dan bimbinglah mereka agar selalu ingat akan Engkau,
Sebagai sumber kesederhanaan dan keagungan yang asli Sebagai sumber kearifan dan kekuatan yang asli
Dengan demikian maka aku, dapat memberanikan diri untuk berbisik :
“Hidupku tidaklah sia-sia menjadi warga SMALAPALA”


 Senioku pernah bilang :
"Kegiatan yg kalian lakukan itu buat naklukkan diri kalian sendiri, bukan alamnya. Kamu nggak ada apa-apanya dibandingkan alam yg ada dan tidak membuktikan apapun sehingga gak perlu membuat tanda bukti. Satu2nya bukti cuma ada dihati kalian bahwa kalian hanya secuil anak manusia yang masih merasakan takut untuk jatuh sehingga lebih berhati-hati, nyali yang kadang datang dan pergi karena sentilan panas dan dinginnya alam, tajam dan halusnya permukaan tebing yang menggores sebagian tubuh.Yang pada akhirnya membuat kamu lebih bijaksana memperlakukan alam sebagai tempat bermain dan belajar kalian sebagai seorang Pecinta Alam"
Oleh   : Catur Prasetya

Itu salah satu nasihat dari senior favoritku untukku. Mengapa?
Ingin tahu apa yang aku lakukan sebelum seniorku mengatakan semua itu kepadaku?
Tunggu post selanjutnya
Bersambung ...

Senin, 19 Desember 2011

Ceritanya

Saat itu ia telah resmi menjadi seorang pelajar SMA. Mungkin ia tak pernah tahu. Atau mungkin tak pernah terbesit sedikitpun dalam pikirannya suatu masalah orang dewasa yang sangat rumit dan membingungkan. Ya, masalah itu, masalah hati. Berat mungkin rasanya untuk menerima kenyataan bahwa dirinya bukanlah lagi seorang ciplis atau precil. Caca sekarang lebih pantas disebut remaja.

"Bulan depan ada acara ulang tahun sekolah kita, kita harus turut memeriahkannya", kata Ardi, Ketua Kelasnya. Caca tidak seberapa suka dengan Ardi, karena menurutnya ia adalah ketua kelas yang payah, kurang bertanggung jawab dalam menjalankan amanahnya.
"Gimana kalo kita buat suatu tarian, tarian kemenangan", kata Anton.
"Kemenangan dengan ulang tahun~ Ya, kemenangan sekolah kita karena sampai saat ini masih berjaya dengan nama yang besar", kata sahabat Anton, yaitu Adi.
Ardi langsung menambahkan, "Bisa juga sebagai doa agar sekolah kita selalu mendapat kemenangan saat ini dan di tahun-tahun selanjutnya". Caca berkata dalam hati, "hmm Ardi itu bijaksana juga ternyata". Ia membenarkan sedikit anggapan sebelumnya, bahwa Ardi tidak terlalu payah.

Cerita dimulai saat ia-Caca dan teman-temannya berlatih tarian kemenangan tersebut. Rencananya, anak laki-laki yang tampil menari sedangkan anak perempuan menyiapkan segala sesuatunya. Di minggu-minggu awal mereka menjalankan dengan penuh semangat. Selanjutnya? Ya, mereka mulai merasa lelah. Tapi tidak dengan Anton, ia tetap semangat, menyemangati teman-temannya yang mulai downdy. Caca merasa tertarik dengan sikap Anton. Ia suka dengan semangat Anton. Ia suka melihat senyumnya saat menari. Mungkin, Caca suka Anton. Pernah suatu hari, Caca belum dijemput oleh mobil antar jemputnya. Lalu Anton menemaninya, membelikannya minum. Caca sangat senang saat itu, mungkin ia tak pernah bisa melupakan kejadian itu. Sepertinya, Caca benar-benar suka dengan Anton.

"Ca, besok aku ajak nonton mau gak?", tanya Ardi sesaat pulang sekolah di kantin
"Em, boleh~ aku juga gak ada acara apa-apa besok", jawab Caca dengan senang, bukan karena Ardi mengajaknya nonton, tapi karena Anton. Anton membuatnya senang tiap hari. Hanya diajak berbincang-bincang sebentar atau sekedar pinjam penghapus, Caca sudah serasa terbang.
"Kamu kok rasanya seneng banget, Ca"
"Iya, aku sebenernya suka sama Anton", jawab Caca. Saat itu, Caca telah bersahabat dengan Ardi karena Ardi sering sekali sms Caca. Ia nyaman dengan Ardi sebagai teman curhat. Maka itu, ia tidak pikir-pikir dulu untuk mengatakan pada Ardi kalo ia suka Anton. Ia juga menerima ajakan Ardi walaupun Ardi sudah mempunyai seorang pacar. Menurutnya, mereka sebatas teman bermain.

Semua yang di atas merupakan cerita semester awal. Semester selanjutnya, Caca bersedih.
"Ca, kamu tau gak, Anton deketin mantannya lagi lho", kata teman sebangkunya.
"Ohya? Terus aku harus gimana dong -_- ".
Ia tidak bisa menerima kenyataan. Ia terus memikirkan Anton. Ia tersadar. Anton tidak hanya baik kepadanya, ia baik ke semua orang. Selama ini, Caca hanya terlalu percaya diri. Itu semua terbukti karena Anton tidak pernah mau maju, tidak pernah sms Caca sekalipun.

Bagaimana dengan Ardi? Ardi masih tetap smsin Caca. Tapi, tidak lama kemudian, ia menghilang. Tidak pernah sms ataupun chat di YM lagi. Setelah Caca amati, ternyata Ardi sekarang dekat dengan anak sekelasnya juga, namanya Riska. Hari demi hari mereka semakin dekat. Caca bukannya merasa kretek (suara hati terbelah jadi dua), hanya saja sedikit kecewa. Mengapa ia tidak bisa melanjutkan persahabatan lagi dengan Ardi? Tapi Caca tidak penah menganggap semua itu sesuatu~ yang serius. Ia malah senang melihat kedekatan Ardi dengan Riska. Ardi suka Riska, Riska juga suka Ardi, mereka cocok. Itulah yang ada dibenak Caca. Melihat orang lagi jatuh cinta itu asik, lucu. Mereka sering sekali duduk sebangku. Ardi yang saat itu baru bisa bermain gitar menunjukkan kebolehannya memainkan gitar, sementara Riska bernyanyi dengan suata merdunya. Suatu malam, Caca asik chattingan dengan Ardi di Facebook.
"Ardi, kamu gak ngerasa kesepian ta~"
"Emang kenapa, Ca?
"Gapapa, kamu gak mau natakin anak itu ta? Aku tau kamu suka anak itu, dia juga kayanya suka sama kamu, ndang Di~"
"Siapa seh, aku nggak tau yang kamu maksut"
Ardi sudah putus dengan pacarnya, sudah 3 bulan-an, maka itu Caca menyindir kesepiannya itu. Caca tidak mengatakan langsung anak yang disukai Ardi, tapi Ardi bilang kalau ia tidak tahu siapa yang dimaksud. Caca tahu kalau Ardi hanya pura-pura tidak tau.

Tidak terasa mereka menginjak kelas 2 SMA. Ardi sering sms Caca lagi. Caca senang. Di rumah, Ardi selalu menjadi teman smsnya, membuatnya sedikit tidak kesepian. Walaupun pada kenyataannya, di kelas, Ardi lebih dekat dengan Riska. Lama lama... Caca merasa bahwa Ardi memperhatikan dirinya, ia menyuruhnya tidak berkata tidak baik, ia menyuruhnya melepas gelang kakinya, dan Caca tahu semua itu demi kebaikannya walaupun sulit untuk menuruti nasehatnya. Sepertinya, Caca suka Ardi sekarang, lebih tepatnya suka perhatiannya. Mungkin karena semua itu, Caca sering galau sekarang.


"Kenapa kamu deketin aku? Kenapa aku suka kamu? Kenapa kamu buat aku suka kamu? Kenapa kamu selalu terbangin aku? Semua salahmu kalau aku suka kamu. Aku ga bakalan suka sama kamu kalau kamu gak smsin sama terbangin aku terus!"

"Why did you make me fly the beginning? Then made ​​me fall without a plan to catch me. Make me hit the ground with crash without look back at me in pain!"

Minggu, 18 Desember 2011

Semuanya

Dulu waktu kecil, aku lucu :3
Masih gendut, tapi banyak yang bilang aku ngantukan. Bukan dalam arti yang sebenarnya, tapi karena mataku agak, ehm tau lah.
Pas umur 0-3 tahun aku tinggal di pelemahan, belakangnya TP. Suka banget beli usus ukuran 5 cm yang harganya 100an. Suka ngguntingin baju ibu sampe aku nangis gara2 dimarahin. Terus kalo mau tidur mesti minta di puk puk sm ayah sambil digendong muter-muter.

Pas umur 4 tahun aku pindah ke rumah mbahku di lidah kulon. Aku sekolah di TK Cahaya Muda. Aku punya sahabat, namanya Devi, Ariel, sm Kiki. Kita sering sepedaan sama-sama. Dulu aku juga bisa nari, tapi sekarang udah gak bisa -_-

Terus aku ngelanjutin sekolah di MI KH Abu Mansur.
Pas itu, aku pindah rumah. Di rumah baru aku nemu temen namanya Vanya, sampe sekarang masih sahabatan =))
vanya

Pas kelas 1-2 SD aku temenan sama Dana, sm Oni sepupuku, tapi pindah pas kelas 3 SD
Ada anak yang namanya Risa, aku takut pol sm anak itu, soalnya mukae suerem, kalo ngelihat aku matanya mesti gerak2 kaya di sinetron -_-
Dulu aku nganggep anak yang kacamataan itu anak pinter, soalnya guruku banyak yang kacamataan.
Pas SD aku mesti dipanggil anak kecil soalnya umurku paling muda, guru-guru juga manjain aku.
Apalagi Pak Saiful kepala sekolah. Dulu pas SD aku sering nangis pas pulang sekolah gara-gara anjemku jemputnya telat, terus pak saiful lihat aku langsung dianterin pulang ._. makasih ya pak =))
Aku punya sahabat pas SD, namanya Tari, Rufah, Reni, mbak Putri
Kelas 4 SD, aku dapet peringkat 3, terus ayahku bilang "Masa kamu gak bisa ngalahin anak itu, kamu pasti bisa lah ranking 1", itu motivasi pertama kali yang paling ampuh, dan akhirnya berhasil \*o*/
Pas kelas 5 sm 6 aku sering digarai anak cowok, njiwitlah nggelikitik, mualesi puhool
Tapi untung aja ada sahabat yang melindungi aku.
Pas SD ada yang nyukain aku :3
Ada Doni, anaknya gendut item, ada Ige anaknya kecil putih sipit nonong, ada Bakron kacamataan rada gendut botak mesum, dll. Yang Ige itu pernah cium pipiku, dan aku biasa ae, maklum masih polos.
Ige sm Doni skg sering smsn aku tapi gak tak bales terus maaf yaa..
Terus aku sekolah di SMP 16. Banyak yang manggil aku Sherina dan Cino.
Gak tau kenapa kok males cerita tentang masa SMP
Yang jelas, wali kelasku pernah bilang "ya emang golongannya pinter2, tp cueknya minta ampun, wong pancene geng jahanam". Yah dalem~~



Terus aku masuk Smala, harusnya aku gamau tapi ya takdir.. Syukuri ajalah
Kelas X aku terkejut, ternyata Dadungawuk sekelas sama aku lagi :O
Tapi ya buat asik ajalah
Ya asik sih SMA, apalagi pas nyukain anak, seneng bisa omong2an ngelihatin dia ngapa2in, terlepas dia gak nyukain aku lho ya -_-
Pas kelas X itu, masa-masanya aku trauma pacaran. Jadi aku males sama yang namanya pacar
Pas kelas XI juga asik kok, tapi aku lebih sering memikirkan soal perasaan, hati, cinta, kasih sayang.
Buat apa kita mencintai kalo akhirnya galau?
Udahlah aku lagi males sama masalah itu.
Yang jelas aku pengen punya kembaran yang bisa nemenin aku terus.
Sepertinya aku mulai kesepian sekarang.



Bonus foto dari aku :3

Minggu, 06 November 2011

Hard, Hurt, and Heart

Tiga kata yang sulit sekali dibedakan dalam pengucapan
apalagi untuk javanese sepertiku
Awalnya kami cuma iseng berbicara tentang 3 kata tersebut
tapi setelah beberapa kalimat yang iseng terlontar dari mulut kami seperti
"My heart hurts"
"Hard to hurt you"
"I heart you" << lagunya Sm*sh
Finnaly, we combine those sentences become
"My heart is hurt by you but too hard to hurt you back because i heart you"